Wednesday, 23 September 2015 10:39:22 WIB
Ligwina Hananto: 5 Bahan Pertimbangan Sebelum Memilih Reksa Dana Pasar Uang
Perlu diingat sebelum memilih investasi jangan langsung pilih produknya, tetapi tentukan tujuan finansialnya.
Ligwina Hananto, Founder & CEO QM Financial.
Bareksa.com - Saat ada 'ketakutan' terjadi krisis, tentu kita harus memiliki dana cadangan sebelumnya agar dapat menopang segala kebutuhan yang perlu dipenuhi.
Untuk menyiapkan dana cadangan tersebut kita harus membekali diri dengan berinvestasi. Namun, masih banyak masyarakat merasa lebih nyaman menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan ketimbang diinvestasikan.
Padahal jika uang tersebut hanya disimpan dalam bentuk tabungan, alih-alih bertambah malah tergerus oleh biaya-biaya dan inflasi. (Baca juga: Ingin Uang Anda Berkembang? Jangan Hanya Ditabung, Lebih Baik Diinvestasikan)
Bagi Anda yang masih ragu untuk berinvestasi dan takut menghadapi risiko fluktuasi kini jangan khawatir lagi karena ada reksa dana pasar uang. Reksa dana jenis ini memiliki risiko sangat minim sehingga cocok bagi Anda yang baru mengenal investasi.
Sebelum Anda memulai berinvestasi pada reksa dana pasar uang, terlebih dulu Anda perlu memerhatikan kelebihan dan kekurangannya. Terlebih lagi pada kenyataannya, hingga saat ini mayoritas masyarakat Indonesia masih memilih menabung di bank atau menyimpan dalam deposito sebagai pilihan untuk menaruh uang paling aman.
Jika demikian, apakah keputusan tersebut tepat? Ternyata reksa dana pasar uang lebih unggul dari deposito atau tabungan.
Ligwina Hananto, seorang financial planner sekaligus Founderdan CEO QM Financial menyebutkan beberapa hal yang dapat dipertimbangkan sebelum berinvestasi reksa dana pasar uang.
1. Likuiditas
Reksa dana pasar uang memiliki risiko rendah dan likuiditas yang cukup baik. Banyak orang menyukai menggunakan reksa dana pasar uang sebagai alat untuk dana standby.
Tapi likuiditas reksa dana pasar uang lebih memerlukan waktu, maksimal 7 hari waktu bursa. Sementara deposito bisa dicairkan kapan saja meski dengan membayar penalti—bila dicairkan sebelum jatuh tempo.
2. Investasi Awal
Kelebihan lainnya reksa dana pasar uang adalah nilai nominalnya tidak besar. Hanya dengan Rp100 ribu bisa memiliki reksa dana itu. Adapun deposito memerlukan dana investasi yang lebih besar sekitar Rp500 ribu.
3. Disesuaikan Kebutuhan
Jika dalam keadaan mendesak dan ingin mencairkan reksa dana, kita tidak perlu mencairkan seluruh investasi reksa dana, tapi dapat disesuaikan dengan kebutuhan saja.
4. Keuntungan stabil
Berdasarkan data 3-5 tahun terakhir, menurut Ligwina, reksa dana pasar uang cenderung memberi imbal hasil stabil antara 5 - 8 persen per tahun. Walaupun tidak dijamin, investor bisa menggunakan data ini untuk perhitungan simulasi.
5. Kemudahan dalam bertransaksi
Kini berinvestasi reksa dana pasar uang sangat praktis, karena sudah bisa dibeli melalui online. Dengan klik saja sudah dapat melakukan transaksi jual beli reksa dana.
Adapun deposito masih banyak yang menggunakan bilyet manual meskipun ada beberapa yang dapat dibeli secara online.
***
Sementara dalam keadaan indeks harga saham gabungan (IHSG) berfluktuatif seperti sekarang ini, Ligwina juga menyarankan agar kita tetap perlu mengikuti perencanaan investasi yang sudah dibuat.
Sementara dalam keadaan indeks harga saham gabungan (IHSG) berfluktuatif seperti sekarang ini, Ligwina juga menyarankan agar kita tetap perlu mengikuti perencanaan investasi yang sudah dibuat.
Untuk dana darurat membutuhkan produk dengan risiko rendah dan likuiditas tinggi seperti reksa dana pasar uang dan deposito.
Dana pendidikan jangka pendek (kurang dari 5 tahun) membutuhkan produk dengan risiko rendah dan likuiditas tinggi seperti reksa dana pasar uang dan deposito.
Sementara bagi dana pendidikan jangka menengah dan panjang (lebih dari 5 tahun) maka membutuhkan produk dengan imbal hasil tinggi dan risiko tinggi, seperti reksa dana pendapatan tetap, campuran dan saham.
Ligwina juga menekankan bahwa investor tetap harus mengerti kelebihan, kekurangan dan skenario terburuk yang dapat terjadi pada setiap produk.
Perlu diingat sebelum memilih investasi jangan langsung pilih produknya tetapi tentukan tujuan finansialnya.
“Ibarat naik angkot, jangan langsung pilih angkot warna pink karena cantik. Tetapi pilih angkot yang sesuai trayek menuju destinasi yang diinginkan,” ujar Ligwina.